Tingkatkan Kompetensi Siswa Tata Boga, SMK Mataram Datangkan Guru Tamu Dari Cla Cake

Semarang | Forum Kota – SMK Mataram Semarang tak henti-hentinya berinovasi dan berimprovisasi guna meningkatkan kompetensi para siswa nya dengan mendatangkan Guru Tamu pada semua jurusan yang ada. Adanya guru tamu tersebut, dimaksudkan agar para siswa mendapatkan pengalaman nyata dalam mengimplementasikan segala pelajaran yang diperoleh dari para guru di sekolah. Hal tersebut dikatakan Kepala SMK Mataram Semarang, Eri Setiawan, S.Pd, M.Pd, pada media ini, Rabu 21/5.

“Selain memberikan gambaran nyata saat siswa nanti berada di dunia industri, siswa juga mendapatkan penyegaran suasana belajar dan dapat menciptakan inspirasi untuk berkarya”, terang Eri Setiawan.

Ditambahkan Eri Setiawan, tujuan mendatangkan guru tamu untuk pembuatan roti dan kue tersebut agar para siswa dapat meningkatkan kompetensi dan ketrampilannya, sehingga lebih mahir dalam membuat berbagai jenis sajian makanan.

“Guru Tamu dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang kebutuhan industri terkini. Sehingga saat mereka menyelesaikan studinya, sudah benar-benar siap di dunia industri”, paparnya.

Sementara itu Rahma Dewi, Guru Tamu yang datang dari kalangan UMKM Cla Cake, memberikan materi  Pembuatan Roti Soft Roll. Roti merupakan makanan yang berbahan dasar tepung terigu dan air. Saat ini roti merupakan makanan yang banyak jenisnya dan banyak diminati. Seiring berkembangnya zaman peminat roti dan jenisnya juga beraneka ragam. Dengan begitu, untuk menunjang tambahan kompetensi siswa dalam dunia pembuatan roti kami memilih untuk memberikan tambahan kompetensi pada pembuatan Soft Roll.

Dari lokasi praktek siswa Tata Boga, terlihat begitu antusias menerima materi dan arahan dari guru tamu. Nampak sekali bahwa mereka tidak mau tertinggal sedikitpun dalam menerima arahan dari pemateri.

Menurut Rahma Dewi, keseriusan para siswa tersebut dikarenakan proses pembuatan kue maupun roti, tidak bisa melewatkan tiap tahapan yang sudah ditentukan. Salah langkah dan tahapan bisa berakibat kue dan roti menjadi salah bentuk dan tidak layak jual, bahkan lebih parahnya lagi bisa tidak layak dikonsumsi.

“Dari takaran bahan-bahan hingga pengolahan adonan semua harus tepat, sehingga dapat menghasilkan kue yang benar-benar bercita rasa tinggi”, terang Rahma.

Diharapkan Rahma, dengan keseriusan dan ketelitian para siswa dalam membuat kue dan roti, nantinya akan mudah berinovasi dan berkarya, baik bekerja di dunia industri maupun berwirausaha.

“Semoga setelah ini, nantinya siswa dapat mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam pembuatan roti dan kue, misalnya dengan memberikan ide-ide baru, variasi resep, dan teknik dekorasi yang menarik”, pungkasnya. *** @GusBS